Tuesday, July 4, 2017

Daftar Keajaiban dalam Hidup

Pernahkah, dalam hidup ini, mempertanyakan kepada Tuhan "tak bisakah lagi engkau menunjukkan kuasa-Mu dengan memberiku sedikit kenikmatan hidup? aku kan sudah berusaha keras, tak sudikah engkau sedikit saja berbagi kenikmatan denganku?"

Ya, seringkali aku begitu. Menggerutu. Menuntut lebih pada yang Maha Kuasa. Mengapa hidupku seakan berhenti di tempat? Masih belum pantaskah aku, yang sudah banting tulang berusaha, yang telah menahan rasa sakit dan sulit, untuk setidaknya merasakan sedikit saja kenikmatan yang ingin aku raih?

Dan aku pun menghela nafas. Nafas yang begitu dalam. Dan aku menghembuskannya. Secara sekaligus, dan kasar. Tunggu dulu. Seperti ada yang berbeda kali ini. Aku merasakan ada sedikit anomali dalam perasaanku. Aku menghela sekali lagi, dan kali ini aku menghembuskan nafas secara lembut, perlahan, dan hati hati. Terasa ada selintas kedamaian dalam hati. Deg. Aku masih bisa bernafas.

Jika kita tidak malas untuk mencari -sayangnya lebih sering malasnya daripada tidak., sebenarnya ada begitu banyak sekali hal hal yang perlu kita syukuri. Dan itu perlu sedikit kerelaan untuk mengubah sudut pandang kita terhadap hidup. let me try:


  1. Mendengar, Melihat, Merasa; Pejamkan mata dan betapa gelapnya hidup ini jika tak bisa melihat.
  2. Perasaan kita hadir di dunia. Kehidupan adalah anugerah. Ya.
  3. Berbagi cerita dengan kalian. Ya, aku memiliki kesempatan untuk bisa memposting hal tersebut kepada kalian.
  4. Siang dan Malam. Terbit dan tenggelamnya matahari adalah suatu keajaiban yang terjadi dalam hidup kita, sepanjang hari! What kind of force that move them?
  5. Berpikir. suatu kenikmatan yang teramat luar biasa, karena kita dapat berpikir. kita dapat mengendalikan arah hidup kita. Cukup dengan apa yang ada di atas leher kita. 
  6. Keluarga, dan pasangan. merekalah yang membuat kita menjadi ada hingga saat ini. jangan underestimate dengan jenis kenikmatan ini
Maka, nikmat tuhan mana lagi yang kamu dustakan?

Selamat beristirahat, semoga harimu menyenangkan. dan jangan pernah lupakan satu hal: hidup itu adalah kesempatan paling luar biasa yang dapat kita jalankan. Jangan pernah sia siakan hidup. Sedikit gerakkan leher kalian, dan kalian akan takjub, betapa luas dan agungnya dunia ini, yang sama sekali tak pernah terpikirkan oleh kita sebelumnya. Tetaplah tercerahkan!!

Sunday, April 30, 2017

APA ITU PROAKTIF

Hohoho.. sudah lama saya tidak membuat artikel di sini. hehehee.
Terlalu banyak berkutat dengan pikiran pikiran sepele yang menyebabkan rendahnya tingkat kualitas hidup saya.. (apaan sih)



Okelah,  lanjut saja dengan post saya ini. saya akan membahas satu topik yang bernama .. Jreng jrenggg... Proaktif! yeaahhhh!!

Eits. tapi sebenarnya apa sih Proaktif itu? apakah semacam resep untuk bisa menjadi kaya dan sukses? hohoho yaa sebenarnya bisa dibilang seperti itu.

Saya menemukan kata Proaktif pertama kali dari sebuah buku pengembangan diri yang mungkin sobat sudah pernah mengenalnya. Ya, Stephen Covey dengan Seven Habit of Highly Effective People. Beliau melalui bukunya, menyampaikan TUJUH, ya, tujuh kebiasaan yang dimiliki oleh orang yang luar biasa efektifnya, dan menempatkan Kebiasaan Proaktif di posisi pertana dalam pembahasannya.

Wew.... Sebenanrya ada apa sih kekuatan yang dimiliki oleh Proaktif, sampai sampai Stephen Covey menempatkannya di posisi pertama dalam bukunya tersebut?



Mari kita bahas yaah sobat. Semoga bisa menjadi berkah bagi kita semua.. Aamiin..

Jadi begini, pasti sering sekali kita merasa kita "tidak bisa melakukan apa apa untuk mengubah takdir kita". Maksud saya begini sobat, misalkan kita merasa kurang memiliki banyak teman, kita secara alamiah langsung berpikir "Huh, gue ngerasa temenku sedikit nih. Yaudahlah gue terima aja. Lagian ga ada yang bisa gue lakukan buat mengubah itu semua." Atau misalkan seperti ini " Hah, coba aja kalau orang tua ku mendidikku dengan becus waktu gue kecil, pasti sekarang gue ga bakalan menderita kayak sekarang!!", atau bahkan seperti ini "Gue jadi manusia ga guna begini kan karena salah orang tua gue! Gue ga becus jangan salahin gue, tapi salahin orang tua gue yang ga bener didik anaknya!!"



Phew.........

Itu real, sobat. kita sering kali merasa kita tidak bisa mengubah apa yang telah ada di dalam diri kita. kita merasa tak berdaya hanya untuk melawan sisi dari diri kita yang sebenarnya begitu ingin kita hilangkan.

jadi, untuk itulah Proaktif dikembangkan, dan menjadi solusinya.

"Bukan apa yang terjadi pada diri kita yang menyakiti kita, tetapi respons kita terhadap apa yang terjadi pada diri kitalah yang yang justru menyakiti kita."

Selalu ada cara untuk memilih, sobat.

Saya juga ketika dihadapkan pada situasi yang tidak mengenakkan, saya sering kali terjebak pada kondisi reaktif, yaitu kondisi dimana kita melakukan sesuatu hanya berdasarkan apa yang kita terima dari lingkungan kita. Namun karena saya tahu ada yang namanya sifat Proaktif ini, saya memiliki harapan untuk bisa memilih respons saya. Misalkan daripada saya menghantam adik saya karena telah mengganggu saya ketika belajar (Buseeet dah kejam amat lu jadi kakak, prat. -_-), lebih baik saya membujuk adik saya dengan cara cara dan elegan dan manusiawi tentu saja, sehingga didapatkan kondisi yang win-win. Saya tenang belajar, dan adik saya dapat kesenangannya sendiri tanpa harus mengganggu kakaknya yang sedang belajar. Hoho....

Orang orang besar pernah mengatakan begini: Eleanor Roosevelt "Tak seorang pun dapat menyakiti anda tanpa persetujuan anda.". Atau Mahatma Gandhi " Mereka tidak dapat merenggut harga diri kita jika kita tidak memberikan nya kepada mereka."

Izin kita yang kita berikan secara sukarela lah, persetujuan kita terhadap apa yang terjadi pada diri kitalah, yang menyakiti kita jauuuuh lebih besar daripada apa yang sebenarnya terjadi terhadap diri kita.



Jadi..... Jika ada orang yang mem-bully kita. atau merendahkan dan menghina kita... jangan izinkan mereka untuk menyakiti sedikit pun perasaan kita. Biarkan saja mereka. Karena kita adalah manusia, satu satunya makhluk hidup yang sejauh ini kita ketahui, yang memiliki kemampuan untuk memilih jalan hidupnya sendiri :)

Stay Positive, Sobat! Semua pasti ada jalannya..:D

Kalo merasa post ini bermanfaat, silahkan bisa komentar dibawah ini ya sobat, biar saya tahu kalau blog saya ini sebenarnya ada yang baca gitu hehe. kan berasa sedih juga ngshare post tapi ternyata ga ada yang baca hehe

Thanks!!!

Thursday, December 31, 2015

2K16. Perubahan!



Tak terasa sudah tahun 2016 kita masuki. Telah banyak hal-hal dan kejadian yang kita lalui dalam satu tahun kemarin. Mungkin dari hal-hal kecil seperti berubahnya berat badan hingga hal besar seperti kelulusan wisuda atau mencapai cita-cita yang telah diidamkan sebelumnya.

Tentu masih banyak hal yang perlu kita perbaiki. Dari diri sendiri. Karena itulah hal yang paling mungkin dan mudah kita lakukan. Ya, mengubah diri sendiri. Melakukan perubahan yang harus dilakukan. Mungkin seperti mengubah hal-hal yang selama ini menganggu jalannya kehidupan kamu sendiri.

Ya, begitulah. Selamat menempuh jalan hidup di tahun 2016!

Tuesday, December 29, 2015

You Must Choose One, dude.



Karena kamu tak bisa mengejar dua ekor kelinci sekaligus.

Kalaupun kamu mampu mengejarnya, kamu tak akan mendapatkannya

Hanya rasa lelah, dan rasa kecewa.

Karena tak ada satupun yang dapat digapai.

Nothing..

Mau sampai kapan kamu bertahan dalam kebimbangan ini, sayang?

Dimana semua hal yang terlihat menjadi kabur

Tak dapat membedakan antara fiksi dan realita

Berharap menuai sesuatu

Dari tanaman yang kamu tanam dalam mimpi semalam

Sadarlah, sayang

Tak bisa kamu memikirkan semua hal yang kamu ingin perbaiki sekaligus

Kamu bukan malaikat,

Seberapa mulianya kamu,
Seberapa putihnya nuranimu,
Seberapa jernihnya hatimu,

Tetap saja,
Kamu adalah Manusia
Pikirkan tentang dirimu juga
Dirimu yang juga butuh kehangatan dari sesamamu

You must decide ..
You must choose ..
If you not choose one,
It is your choice ..

Saturday, August 29, 2015

Siklus Hidup Manusia (Once Through Process)



Hidup manusia di dunia, bisa dikatakan sebagai satu siklus yang irreversible, tidak dapat kembali ke kondisi awal. Orang yang sudah dewasa tak bisa kembali ke wujud anak-anak. Orang yang ingin kembali ke masa lalu pun rasanya tidak mungkin. Walaupun teori fisika memungkinkan perjalanan ke masa lalu, namun untuk mengimplementasikan teori tersebut tentu butuh persyaratan yang hampir mustahil untuk dilakukan.

Hidup itu ilusi. Ilusi dalam arti yaitu, yang kita rasa sebagai realita, tidak lain hanyalah ilusi belaka. Kita melakukan aktivitas sehari-hari, makan, berinteraksi, bekerja, yah itu hanyalah sensasi belaka. Jika dijabarkan lebih rinci tentang mekanisme sensasi dalam diri manusia, apa yang kita lihat, rasakan, dengar, semata-mata hanyalah hasil inputan dari panca indra yang kita miliki. Dengan mata, kita bisa melihat kenyataan. Padahal sebenarnya kalau ditelaah lagi, kita menerima kilapan pantulan foton, kemudian terdeteksi oleh mata, dan diproses oleh otak kita, dan menghasilkan 'sensasi' penglihatan berupa refleksi dari benda-benda yang tersinari oleh cahaya.

Misalkan begini yah, seandainya kita ditambahkan satu indra lagi, katakanlah indra tersebut mampu mengolah input berupa pancaran gelombang tidak terdefinisikan. Kira-kira, sensasi apa yang kita akan rasakan?

Atau begini, misalkan di dalam hidup kita, di dalam sistem kehidupan ini, makhluk hidup tidak mengenal adanya indra pendengaran. Apakah kita masih bisa hidup normal? Apakah kita merasa ada yang kurang dalam hidup, ataukah malah tidak merasakan kekurangan apapun? Mungkin lebih logis, makhluk hidup tersebut tidak merasa kesulitan dalam hidup, karena yaa memang mereka tidak mengenal sistem frekuensi suara dll, karena memang mereka tidak mempunyai indra tersebut. Bisa jadi frekuensi suara tersebut setiap hari lalu lalang di hadapan mereka, namun mereka tidak menyadarinya, dan sama sekali tidak mempermasalahkannya. Toh memang mereka tidak membutuhkannya.

Got it?

Bisa disimpulkan secara singkat, realita kita.. yaa apapun yang masuk ke segala indra yang kita punya. Realita, yang kita sangka absolut, ternyata amat sangat relatif. Seperti kata mbah einstein yang intinya Berbeda Pengamat, Berbeda Realita yang dialaminya.

Oia, balik lagi nih ke topik judul kita, Siklus Hidup Manusia.
Dimulai dari pertama kali mencicipi segarnya oksigen di dunia, perlahan memperhatikan lingkungan sekitar, lalu menirukan apa yang dilihat dan didengarnya. Beranjak anak-anak, mulai memperhatikan sistem kehidupan, menjalani hidup dengan riang, gembira, tanpa beban. Mulai belajar apa yang boleh dan tidak boleh, sesuai dengan asumsi sendiri dan didikan dari lingkungan. Menginjak remaja, mulai mempertanyakan hidup, mempermasalahkan apapun yang dirasa tidak ideal, emosi liar, tidak cermat dalam mengambil keputusan. Mulai dewasa, perlahan memahami arti hidup, makna dari suatu kejadian, mulai introspeksi, walau kadang khilaf dengan mengulangi kesalahan yang sama. Hingga pada akhirnya menjelang akhir hayat, mulai merenungi masa hidupnya dari masa muda hingga masa tuanya. Di titik ini mulai lah rasa penyesalan dan rasa kebanggaan bercampur aduk melihat rekaman pengalaman hidup di memori. Hingga pada akhirnya meninggalkan dunia selama-lamanya. Keluarga dan rekan sejawat tersedu melepaskan kepergian orang yang dikenalnya. Sehari, dua hari, satu minggu, perlahan semuanya kembali ke kehidupan masing-masing. Rekan yang dahulu menangisinya, kini mulai asik dengan candaan khas senja diiringi kopi hitam panas. Istrinya, yang merasa kesepian ditinggal mati, dan kebetulan telah habis masa iddahnya, mulai menjajaki hubungan baru dengan lelaki lain. Harta yang telah diraihnya selama masa hidupnya, telah habis terbagi sebagai harta warisan sesuai panduan yang tercantum di Al-Quran. Habislah sudah cerita manusia.

Jadi, jika siklus hidup manusia memang begitu adanya, tujuan akhir hidup kita sebagai manusia sebenarnya apa?

Friday, August 14, 2015

Suka Duka Pekerja Shift



Wahahahaha
Ada laki-laki ada perempuan. Ada hitam ada putih. Ada terang ada gelap. Begitupula dengan suka dan duka. Ada suka ada duka. Itulah bahagia (ceileehh)

Pengalaman saya sebagai pekerja shift, sukanya jadi pekerja shift.
- Gajinya lebih gede coy. Dapat premi shift, terus juga kalo misalkan pas kebetulan ketika kita masuk shift ternyata di tanggal merah, dihitung lembur coy.
- Liburnya bisa pas saat weekday. Naah, enaknya yaa pas kita liburan ke tempat wisata, ga pake ngantri dan penuh coy, kan orang-orang pada lagi sibuk kerja.


Duka shift
-Capek. Tidur gak teratur.
-Walau lagi libur tapi kayak ga libur. maksudnya yaa pas lagi libur ya dipake buat tidur, capek soalnya.
-Nah, kadang sedih juga kalo misalkan idul fitri atau hari besar lainnya. Disaat orang lain libur kita harus masuk kerja
-Mau ngelanjutin kuliah sambil kerja ya susah susah gampang. butuh effort lebih

Hahaha, mungkin itu aja sih, masih banyak sebenernya, tapi saya mau tidur dulu nih, walau lagi off tapi ya bawaannya pengen tidur mulu :P

Wednesday, August 12, 2015

Mengenal Avoidant Personality Disorder (AvPD)



Para pembaca yang budiman . . (ah elah serius amat sih)
haha okedeh santai aja yak.. sekarang sebelum berangkat kerja shift sore, mau bikin post dikiiiit aja.. bahasannya adalah Avoidant Personality Disorder, gangguan kepribadian "Menghindar"

Mungkin bahasan yang bakal saya sampaikan ini yaa ga bakal detail-detail amat. Biarkan para psikolog menjalankan tugasnya sendiri.

Avoidant, berasal dari kata dasar avoid, yang berarti "Menghindar". nah bisa diartikan secara simpel kalo AvPD itu berarti gangguan kepribadian yang suka menghindar.

Loh kok menghindar? Yap. Para manusia yang terkena AvPD ini cenderung menghindar apabila ada suatu kemungkinan bakal terjadinya interaksi sosial. Maksudnya gini, misalkan Anto berjalan di lorong sekolah, ternyata ada teman yang belum terlalu ia kenal jalan juga di lorong yang sama. Tahu bakalan berpapasan, maka Anto ini secara otomatis dalam pikirannya muncul mode" Fight or Flight" Lawan atau Kabur. Ya. Anto menganggap orang tersebut sebagai threat, atau ancaman bagi dirinya.

Mungkin bagi orang-orang yang bukan AvPD akan menganggap aneh dan tak habis pikir mengapa orang bisa kayak gitu. Namun bagi orang-orang pengidap AvPD, hal tersebut amatlah menyiksa. Sesungguhnya, dalam keinginan terdalam mereka juga membutuhkan interaksi sosial yang hangat dan kuat. Namun apa daya, ketidakmampuan mereka untuk cepat melakukan interaksi sosial yang baru benar-benar membuat tidak berdaya. Ibarat lapar, ingin makan tetapi sulit menelan karena saluran kerongkongannya amat kecil. Tentu menyiksa. Menyiksa karena memang ingin tetapi ketika melakukannya malah seperti terancam. Mungkin seperti itulah analogi dasarnya.

Penyebab AvPD? Bisa karena bawaan kepribadian, introvert lebih mungkin terkena AvPD daripada ekstrovert. Terus juga karena pengalaman pahit dalam interaksi sosial pada masa kecil. Fear of rejection yang tinggi, membuat orang tersebut lebih baik diam daripada membuat interaksi karena takut tidak diacuhkan/tidak dipedulikan.

mungkin sekian aja yak. barangkali ada yang mau ditanyain atau sharing tinggal koment aja dibawah..